Dibuat
untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester (UTS)
PEMBIMBING
: Dr. Supawi Pawenang SE, MM.
Di
susun oleh:
Wakhid
Nurrochman S ( 2014020010)
Nama
blog: http://wakhidnurrochman.blogspot.com/
JURUSAN
EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
ISLAM BATIK SURAKARTA
(UNIBA)www.uniba.ac.id
TAHUN
2017
BAB
I
RUANG
LINGKUP EKONOMETRIKA
1. 1. Rangkuman dari Bab 1
Ekonometrika berasal dari dari dua kata, yaitu
“ekonomi” dan “metrika”. Kata “Ekonomi” di sini dapat dipersamakan dengan
kegiatan ekonomi. Kata “Metrika” mempunyai arti sebagai suatu kegiatan
pengukuran. Karena dua kata ini bergabung menjadi satu, maka gabungan kedua
kata tersebut menunjukkan arti bahwa yang dimaksud dengan ekonometrika adalah
suatu pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi. Pengungkapan data atau analisis
data dalam kegiatan ekonomi, dapat dilakukan dengan dua cara atau model yaitu
metode grafis (analisis data melalui penggunaan grafik), metode matematis
(analisis data melalui penghitungan secara matematis).
a.
Perbedaan Metode Grafis dan
Matematis
Metode grafis : Relatif Lebih mudah diinterpretasi,
Berupa grafik, seperti kurva atau diagram, Cenderung kurang akurat karena
berdasar data yang bersifat skala. Metode Matematis : Relatif lebih sulit
diinterpretasi, Hitungan matematis berupa rumus, Dapat lebih akurat karena
dihitung secara rinci sesuai dengan keadaannya.
Uraian di atas menjelaskan kepada kita bahwa dalam
ekonometrika diperlukan tiga hal pokok yang mutlak ada, yaitu: teori ekonomi,
data, dan model. Teori ekonomi meliputi teori ekonomi mikro, makro, manajemen,
pemasaran, operasional, akuntansi, keuangan, dan lainlain. Guna memahami data,
memerlukan disiplin ilmu tentang data, yaitu statistika. Model sendiri
memerlukan disiplin ilmu matematika. Oleh karena itu, ekonometrika merupakan
gabungan dari ilmu ekonomi, statistika, dan matematika, yang digunakan secara
simultan untuk mengungkap dan mengukur kejadian-kejadian atau kegiatan-kegiatan
ekonomi. Ekonometrik adalah gabungan penggunaan matematik dan statistik untuk
memecahkan persoalan ekonomi (J. Supranto, 1983. p.6).
b. Pentingnya Ekonometri
Dalam hal ini perannya ditunjukkan oleh statistika.
Fungsi dari statistika tidak hanya sekedar pengumpulan data saja, tetapi meluas
hingga interpretasi terhadap pentingnya data tersebut, cara perolehan, jenis
data, hingga sifat data. Peran statistic akan semakin berarti jika dianalisis
dengan model matematis yang sesuai dengan teori-teori ekonomi yang dianalisis.
c. Jenis
Ekonometrika
Ekonometrika dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam,
yaitu ekonometrika teoritis (theoretical econometrics) dan ekonometrika
terapan (applied econometrics). Ekonometrik teoritis berkenaan dengan
pengembangan metode yang tepat/cocok untuk mengukur hubungan ekonomi dengan
menggunakan model ekonometrik. Ekonometrika terapan menggambarkan nilai praktis
dari penelitian ekonomi, sehingga lingkupnya mencakup aplikasi
teknik-teknik ekonometri yang telah lebih dulu dikembangkan dalam
ekonometri teoritis pada berbagai bidang teori ekonomi, untuk digunakan sebagai
alat pengujian ataupun pengujian teori maupun peramalan.
c. Penggunaan
ekonometrika
Umumnya model dikembangkan dalam bentuk persamaan,
dimana sebelah kiri tanda persamaan mewakili variabel yang dipengaruhi, sedang
variabel yang berada di sebelah kanan tanda persamaan mewakili variabel yang
mempengaruhi. Variabel yang dipengaruhi disebut pula sebagai variabel terikat,
variabel dependen (dependent variables). Variabel yang mempengaruhi
disebut pula sebagai variabel bebas, variabel independen (independent
variable), variabel penduga, juga variable prediktor. Untuk memudahkan
tahapan proses analisis, dan mendapatkan jawaban yang valid maka perlu
menggunakan metodologi ekonometri yang memadai.
d. Metodologi
Ekonometri
tahapan metodologi ekonometri dapat diurutkan
sebagai berikut:
1. Merumuskan
masalah
Merumuskan suatu masalah berarti mengungkap hal-hal
apa yang ada di balik gejala atau informasi yang ada, dan sekaligus
mengidentifikasi penyebab-penyebab utamanya.
2. Merumuskan
hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian, sehingga perlu diuji lebih lanjut melalui pembuktian
berdasarkan data-data yang berkenaan dengan hubungan antara dua atau lebih
variabel.
3. Menyusun model
Dalam ilmu ekonomi, model ekonomi didefinisikan
sebagai konstruksi teoritis atau kerangka analisis ekonomi yang menggabungkan
konsep, definisi, anggapan, persamaan, kesamaan (identitas) dan ketidaksamaan
dari mana kesimpulan akan diturunkan
4. Mendapatkan
data
Mendapatkan data merupakan suatu langkah yang harus
dilakukan oleh peneliti, agar dapat menjamin bahwa data yang dianalisis adalah
benar-benar menggunakan data yang tepat. Tahapan yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan data pra analisis meliputi: penyuntingan data, pengembangan
variabel, pengkodean data, cek kesalahan, pembentukan struktur data, tabulasi.
5. Menguji model
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesahihan model
terbaik yang dihasilkan, maka perlu dilakukan uji ketepatan fungsi regresi
dalam menaksir nilai actual dapat diukur dari goodness
of fit-nya. Untuk melakukan uji goodness of fit pengukurannya
dilakukan dengan menguji nilai statistik t, nilai statistik F, dan koefisien
determinasinya (R2) pada hasil regresi yang telah memenuhi uji asumsi
klasik.
6. Menganalisis
hasil
Analisis ekonometrika dimulai dari interpretasi
terhadap data dan keterkaitan antar variabel yang dijelaskan di dalam model.
Tidak hanya analisis regresi, analisis korelasi juga perlu dilakukan untuk
mendapatkan hasil pengukuran hingga benar-benar valid.
7. Mengimplementasikan hasil
Karena sebagus dan sebenar apapun hasil
penelitian, apabila tidak
ditindaklanjuti dalam bentuk implementasi,
tidak akan berarti apa-apa.
- Kesimpulan
atau maksud dari uraian bab 1
Ekonometrika adalah suatu pengukuran kegiatan-kegiatan
ekonomi. Pengungkapan data atau analisis data dalam kegiatan ekonomi, dapat
dilakukan dengan dua cara atau model yaitu metode grafis (analisis data melalui
penggunaan grafik), metode matematis (analisis data melalui penghitungan secara
matematis).
Perbedaan Metode Grafis dan Matematis yaitu Metode
grafis : Relatif Lebih mudah diinterpretasi, Berupa grafik, seperti kurva atau
diagram, Cenderung kurang akurat karena berdasar data yang bersifat skala.
Metode Matematis : Relatif lebih sulit diinterpretasi, Hitungan matematis
berupa rumus, Dapat lebih akurat karena dihitung secara rinci sesuai dengan
keadaannya.
Pentingnya Ekonometri yaitu dalam hal ini perannya
ditunjukkan oleh statistika. Fungsi dari statistika tidak hanya sekedar
pengumpulan data saja, tetapi meluas hingga interpretasi terhadap pentingnya
data tersebut, cara perolehan, jenis data, hingga sifat data. Peran statistic
akan semakin berarti jika dianalisis dengan model matematis yang sesuai dengan
teori-teori ekonomi yang dianalisis.
Ekonometrika dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam,
yaitu ekonometrika teoritis (theoretical econometrics) dan ekonometrika
terapan (applied econometrics). Penggunaan ekonometrika yaitu umumnya
model dikembangkan dalam bentuk persamaan, dimana sebelah kiri tanda persamaan
mewakili variabel yang dipengaruhi, sedang variabel yang berada di sebelah
kanan tanda persamaan mewakili variabel yang mempengaruhi. Variabel yang
dipengaruhi disebut pula sebagai variabel terikat, variabel dependen (dependent variables).
Variabel yang mempengaruhi disebut pula sebagai variabel bebas, variabel
independen (independent variable), variabel penduga, juga variable
prediktor. Untuk memudahkan tahapan proses analisis, dan mendapatkan jawaban
yang valid maka perlu menggunakan metodologi ekonometri yang memadai.
Tahapan metodologi ekonometri dapat diurutkan
sebagai berikut merumuskan masalah, merumuskan hipotesa, menyusun model,
mendapatkan data, menguji model, menganalisis hasil, mengimplementasikan hasil.
2. a. Ekonometrika adalah suatu
pengukuran kegiatan-kegiatan ekonomi. Pengungkapan data atau analisis data
dalam kegiatan ekonomi, dapat dilakukan dengan dua cara atau model yaitu metode
grafis (analisis data melalui penggunaan grafik), metode matematis (analisis
data melalui penghitungan secara matematis).
b. Bidang keilmuan yang terkait secara langsung
dengan ekonometrika adalah ekonomi, matematika, statistik.
c. Pentingnya Ekonometri yaitu dalam hal
ini perannya ditunjukkan oleh statistika. Fungsi dari statistika tidak hanya
sekedar pengumpulan data saja, tetapi meluas hingga interpretasi terhadap
pentingnya data tersebut, cara perolehan, jenis data, hingga sifat data. Peran
statistic akan semakin berarti jika dianalisis dengan model matematis yang
sesuai dengan teori-teori ekonomi yang dianalisis.
d. Tahapan-tahapan ekonometrika yaitu
merumuskan masalah, merumuskan hipotesa, menyusun model, mendapatkan data,
menguji model, menganalisis hasil, mengimplementasikan hasil.
BAB
II
MODEL
REGRESI
- Rangkuman
dari bab 2
Penulisan model dalam ekonometrika adalah merupakan
pengembangan dari persamaan fungsi secara matematis, karena pada hakikatnya
sebuah fungsi adalah sebuah persamaan yang menggambarkan hubungan sebab akibat
antara sebuah variabel dengan satu atau lebih variable lain. Penulisan model
dalam bentuk persamaan fungsi tersebut dicontohkan dalam persamaan berikut ini:
Persamaan Matematis Y = a + b X ……….. (pers.1)
Persamaan Ekonometrika Y = b0 + b1X + e ………..
(pers.2)
Munculnya e (error term) pada persamaan
ekonometrika (pers.2) merupakan suatu penegasan bahwa sebenarnya banyak sekali
variabel-variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat (Y). Karena dalam
model tersebut hanya ingin melihat pengaruh satu variabel X saja, maka
variabel-variabel yang lain dianggap bersifat tetap atau ceteris
paribus, yang dilambangkan dengan e.
- Bentuk
Model
Terdapat tiga jenis model yaitu: Model Regresi
Linier, Model Regresi Kuadratik, Model Regresi Kubik.
- Model
Regresi Linier
Kata linier menggambarkan arti bahwa sebaran data
dalam scatterplot menunjukkan sebaran data yang mendekati
bentuk garis lurus. Data semacam ini dapat wujud apabila perubahan pada
variabel Y sebanding dengan perubahan variabel X. Jika sebaran datanya
berkecenderungan melengkung, maka cocoknya menggunakan dengan regresi
kuadratik. Jika sebaran datanya kecenderungannya seperti bentuk U atau spiral
regresinya menggunakan regresi kubik. Model linier sendiri dapat dibedakan
sebagai single linier maupun multiple linier. Disebut single linier apabila
variabel bebas hanya berjumlah satu dengan batasan pangkat satu. Sedang
multiple linier apabila variable bebas lebih dari satu variabel dengan batasan
pangkat satu.
persamaan single linier dan persamaan multiple
linier sebagai berikut:
Y = b0 + b1X + e ……….. (pers.3)
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + …… + bnXn + e ……….. (pers.4)
Misalkan dari pers.3 dianggap bahwa Y = Inflasi, dan
X = bunga deposito (Budep) pada periode tertentu, dan jika datanya telah
diketahui, maka data akan tergambar dalam bentuk titik-titik yang merupakan
sebaran data dalam scatter plot. Dengan menggunakan data
penelitian hubungan antara inflasi dan bunga deposito antara Januari 2001
hingga Oktober 2002, maka sebaran datanya tergambar sebagai berikut:
Hubungan Suku Bunga terhadap Inflasi

Sebaran data tersebut di atas (gambar 3) menunjukkan
hubungan yang positif, yaitu jika bunga deposito meningkat, maka inflasi juga
meningkat. Begitu pula jika bunga deposito menurun, inflasi juga turun.
Sedangkan contoh sebaran data yang digambarkan dalam scatter plot di
bawah ini menunjukkan bahwa hubungan antara variable Afenegat (Afeksi negative)
dan Latribut (Atribut) mempunyai hubungan yang negative. Jika atributnya
berkurang, maka afeksi negatifnya meningkat. Begitu pula sebaliknya. Dari scatter
plot kedua gambar tersebut (baik gambar di atas maupun di bawah ini)
menunjukkan bahwa sebaran datanya menyebar memanjang lurus, sehingga dapat
diwakili dengan garis lurus. Oleh karena itu, kedua scater plot tersebut akan
tepat digunakan regresi linier.
- Model
Kuadratik
Salah satu ciri model kuadratik dapat diketahui dari
adanya pangkat dua pada salah satu variabel bebasnya. Model kuadratik
dituliskan dalam persamaan fungsi sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X12 + e
……….. (pers.5)
- Model
Kubik
Salah satu ciri model kubik dapat diketahui dari
adanya pangkat tiga pada salah satu variabel bebasnya. Model kuadratik
dituliskan dalam persamaan fungsi sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 + b1X12 +
b1X13 + e ………..(pers.6)
Kesalahan pengganggu ini sendiri mempunyai banyak
sebab yang dapat menimbulkannya seperti:
1. tidak seluruh variabel bebas yang mempunyai
potensi dalam mempengaruhi variabel terikat dapat disebutkan dalam model.
2. kesalahan asumsi dalam menentukan teori yang
diwujudkan sebagai model.
3. ketidaklengkapan data yang dianalisis.
4. ketidaktepatan model yang digunakan. Misalnya,
seharusnya digunakan model kuadratik tetapi justru yang digunakan adalah model
linier, atau sebaliknya.
e. Spesifikasi Model dan Data
Secara spesifik model dalam ekonometrika dapat
dibedakan menjadi: model ekonomi (economic model) dan model
statistic (statistical model).
f. Model Ekonomi
Biasanya dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai
berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2 X2
Tanda b = parameter, menunjukkan ketergantungan
variabel Y terhadap variabel X
b0 = intercept, menjelaskan nilai
variabel terikat ketika masing-masing variabel bebasnya bernilai 0 (nol).
Model ini menggambarkan rata-rata hubungan sistemik
antara variabel Y, X1, X2. Dalam model ini nilai e tidak
tertera, karena nilai e diasumsikan non random.
Dalam realita, model ini tidak mampu menjelaskan variabelvariabel ekonomi
secara pas (clear), oleh karena itu membutuhkan regresi.
g. Model Statistik
Model ekonomi seperti yang dijelaskan di atas,
mencerminkan nilai harapan, maka dapat pula ditulis:
E (Y) = b0 + b1X1 + b2 X2
Karena nilai harapan, maka tentu tidak akan secara
pasti sesuai dengan realita. Oleh karena itu akan muncul nilai random
error term (e). Nilai e sendiri merupakan selisih antara nilai
kenyataan dan nilai harapan. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
e = Y – E(Y) atau e = Y –Yˆ
jadi, Y = Yˆ + e
karena, Yˆ = E (Y) = b0 + b1X1 + b2 X2
maka Y = b0 + b1X1 + b2 X2 + e
0. Koefisien korelasi disebut pula sebagai beta, B,
b, menunjukkan slope, kemiringan, elastisitas.bDalam suatu
model regresi terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel terikat dan variabel
bebas, yang dipisahkan oleh tanda persamaan. Variabel terikat sering
disimbolkan dengan Y, biasa pula disebut sebagai variabel dependen, variabel
tak bebas, variabel yang dijelaskan, variabel yang diestimasi, variabel yang
dipengaruhi. Cirinya, berada pada sebelah kiri tanda persamaan (=). Variabel
bebas sering disimbolkan dengan X, biasa pula disebut sebagai variabel
independen, variabel yang mempengaruhi, variabel penjelas, variable estimator,
variabel penduga, variabel yang mempengaruhi, variabel prediktor. Cirinya
terletak pada sebelah kanan tanda persamaan (=). Dalam suatu model juga
terdapat parameterparameter yang disebut konstanta, juga koefisien korelasi.
Konstanta sering disimbolkan dengan a, atau b0, atau
- Kesimpulan
atau maksud dari uraian bab 2 yaitu
Model dalam ekonometrika adalah merupakan
pengembangan dari persamaan fungsi secara matematis, karena pada hakikatnya
sebuah fungsi adalah sebuah persamaan yang menggambarkan hubungan sebab akibat
antara sebuah variabel dengan satu atau lebih variable lain.
Penulisan model dalam bentuk persamaan fungsi
tersebut dicontohkan dalam persamaan berikut ini:
Persamaan Matematis Y = a + b X ……….. (pers.1)
Persamaan Ekonometrika Y = b0 + b1X + e ………..
(pers.2)
Munculnya e (error term) pada persamaan
ekonometrika (pers.2) merupakan suatu penegasan bahwa sebenarnya banyak sekali
variabel-variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat (Y). Karena dalam
model tersebut hanya ingin melihat pengaruh satu variabel X saja, maka
variabel-variabel yang lain dianggap bersifat tetap atau ceteris
paribus, yang dilambangkan dengan e.0. Koefisien korelasi
disebut pula sebagai beta, B, b, menunjukkan slope, kemiringan, elastisitas.bterdapat
tiga jenis model yaitu: Model Regresi Linier, Model Regresi Kuadratik, Model
Regresi Kubik. Variabel terikat sering disimbolkan dengan Y, biasa pula disebut
sebagai variabel dependen, variabel tak bebas, variabel yang dijelaskan,
variabel yang diestimasi, variabel yang dipengaruhi. Cirinya, berada pada
sebelah kiri tanda persamaan (=). Variabel bebas sering disimbolkan dengan X,
biasa pula disebut sebagai variabel independen, variabel yang mempengaruhi,
variabel penjelas, variable estimator, variabel penduga, variabel yang
mempengaruhi, variabel prediktor. Cirinya terletak pada sebelah kanan tanda
persamaan (=). Dalam suatu model juga terdapat parameterparameter yang disebut
konstanta, juga koefisien korelasi. Konstanta sering disimbolkan dengan a, atau
b0, atau
3. a. Model adalah rencana,
representasi, atau deskripsi yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep,
yang seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya dapat berupa model fisik
(maket, bentuk prototipe), model citra (gambar rancangan, citra
komputer), atau rumusan matematis.
b. Jenis-jenis ekonometrika yaitu Model Regresi
Linier, Model Regresi Kuadratik, Model Regresi Kubik.
c. perbedaan antara jenis-jenis model ekonometrika
yaitu Kata linier menggambarkan arti bahwa sebaran data dalam scatter plot menunjukkan
sebaran data yang mendekati bentuk garis lurus. Data semacam ini dapat wujud
apabila perubahan pada variabel Y sebanding dengan perubahan variabel X. Jika
sebaran datanya berkecenderungan melengkung, maka cocoknya menggunakan dengan
regresi kuadratik. Jika sebaran datanya kecenderungannya seperti bentuk U atau
spiral regresinya menggunakan regresi kubik.
d. Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam regresi
linear yaitu uji normalitas adalah Asumsi normalitas terpenuhi bila
galatnya berdistribusi normal, uji asumsi galat menyebar seragam
(homoskedastisitas) adalah Pengujian homoksedastisitas ini dapat dilakukan
dengan menggunakan uji Run. , uji autokorelasi adalah Asumsi ini
dipenuhi jika antara pengamatan satu dengan pengamatan yang lain dari variabel
Y bersifat bebasAdanya autokorelasi pada error mengindikasikan
bahwa ada satu atau beberapa factor (variabel) penting yang mempengaruhi
variabel terikat Y yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi.. Statistik uji
yang sering dipakai adalah Durbin-Watson statistics. (DW-statistics).,
uji asumsi multikolinieritas adalah suatu kondisi dalam regresi linier
berganda dimana antar variabel bebas saling berkorelasi. Masalah
multikolinieritas pada regresi linier berganda mengakibatkan pengujian
hipotesis parameter berdasar- kan metode kuadrat terkecil memberikan hasil yang
tidak valid. Indikasi masalah multikolinieritas dapat dideteksi dengan faktor
inflasi ragam, pengujian asusmsi linearitas adalahAsumsi linearitas menrupakan
hal yang sangat penting dalam analisis regresi linier. Yang dimaksud dengan
linearitas adalah bahwa nilai rata-rata variabel respon (Y) merupakan fungsi
garis lurus dari variabel prediktor (X). dalam analisis regresi linear berganda
digambarkan bahwa antara variabel respon mempunyai hubungan pengaruh linier.
BAB
III
MODEL
REGRESI DENGAN DUA VARIABEL
1. Rangkuman dari
bab 3
a.Bentuk model
Model regresi dengan dua variabel umumnya dituliskan
dengan simbol berbeda berdasarkan sumber data yang digunakan, meskipun tetap
dituliskan dalam persamaan fungsi regresi. Fungsi regresi yang menggunakan data
populasi (FRP) umumnya menuliskan simbol konstanta dan koefisien regresi dalam
huruf besar, sebagai berikut:
Y = A + BX + e ………..
Fungsi regresi yang menggunakan data sampel (FRS)
umumnya menuliskan simbol konstanta dan koefien regresi dengan huruf kecil,
seperti contoh sebagai berikut:
Y = a + bX + e ………..
Dimana:
A atau a; merupakan konstanta atau intercept
B atau b; merupakan koefisien regresi, yang juga
menggambarkan tingkat elastisitas variable independen
Y; merupakan variabel dependen
X; merupakan variabel independen
b. Metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary
Least Square) (OLS)
Penghitungan konstanta (a) dan koefisien regresi (b)
dalam suatu fungsi regresi linier sederhana dengan metode OLS dapat dilakukan
dengan rumus-rumus, sebagai berikut:
Rumus Pertama (I)


Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam OLS ada 3
asumsi, yaitu:
1). Asumsi nilai harapan bersyarat (conditional
expected value) dari ei, dengan syarat X sebesar Xi, mempunyai nilai
nol.
2). Kovarian ei dan ej mempunyai nilai nol. Nilai
nol dalam asumsi ini menjelaskan bahwa antara ei dan ej tidak ada korelasi
serial atau tida berkorelasi (autocorrelation).
3). Varian ei dan ej sama dengan simpangan baku
(standar deviasi).
c. Prinsip-prinsip
Metode OLS
Metode OLS terdapat prinsip-prinsip antara lain:
1. Analisis dilakukan dengan regresi, yaitu analisis
untuk menentukan hubungan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat. Regresi sendiri akan menghitung nilai a, b, dan e (error), oleh
karena itu dilakukan dengan cara matematis.
2. Hasil regresi akan menghasilkan garis regresi.
Garis regresi ini merupakan representasi dari bentuk arah data yang diteliti.
Garis regresi disimbolkan dengan Yˆ (baca: Y topi, atau Y cap),
yang berfungsi
sebagai Y perkiraan. Sedangkan data disimbolkan
dengan Y saja.
Data yang tidak berada tepat pada garis regresi akan
memunculkan nilai residual yang biasa disimbulkan dengan ei, atau sering pula
disebut dengan istilah kesalahan pengganggu. Untuk data yang tepat
berada pada garis maka nilai Y sama dengan Yˆ . Nilai
a dalam garis regresi digunakan untuk menentukan letak titik potong garis pada
sumbu Y.
Jika nilai a > 0 maka letak titik potong garis
regresi pada sumbu Y akan berada di atas origin (0), apabila nilai a < 0
maka titik potongnya akan
berada di bawah origin (0). Nilai b atau disebut
koefisien regresi berfungsi untuk menentukan tingkat kemiringan garis regresi.
Semakin rendah
52 nilai b, maka derajat kemiringan garis regresi
terhadap sumbu X semakin rendah pula. Sebaliknya, semakin tinggi nilai b, maka
derajat
kemiringan garis regresi terhadap sumbu X semakin
tinggi. Gambaran uraian di atas dapat dilihat pada gambar berikut:

Munculnya garis i i Y=ˆ
a + bX seperti dalam
gambar di atas, didapatkan dari memasukkan angka Xi ke dalam persamaan Yi = a +
bXi +e. Dengan menggunakan hasil hitungan pada data di atas, maka garis i
i Y=ˆ
a + bXbesarnya adalah:
i i Y1,449+9,525
-
=ˆ
X
Karena nilai a dalam garis regresi bertanda negatif
(-) dengan angka 9,525, maka garis regresi akan memotong sumbu Y dibawah origin
(0) pada angka – 9,525. Nilai parameter b variabel X yang besarnya 1,449
menunjukkan arti bahwa variabel X tersebut tergolong elastis, karena nilai b
> 1. Artinya, setiap 53 perubahan nilai X akan diikuti perubahan yang lebih
besar pada nilai Y. Tanda positif pada parameter b tersebut menunjukkan bahwa
jika variabel X meningkat maka Y juga akan meningkat. Sebaliknya, jika X mengalami
perubahan yang menurun, maka Y juga akan menurun, dengan perbandingan perubahan
1:1,449.
e.Menguji Signifikansi Parameter Penduga
Pengujian signifikansi variabel X dalam mempengaruhi
Y dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) pengaruh secara individual, dan 2)
pengaruh secara bersama-sama. Apabila nilai statistik t lebih besar
dibandingkan dengan nilai t tabel, maka variabel X dinyatakan signifikan
mempengaruhi Y. Sebaliknya, jika nilai statistik t lebih kecil dibanding dengan
nilai t tabel, maka variabel X dinyatakan tidak signifikan mempengaruhi Y.
Metode dengan membandingkan antara nilai statistik (nilai hitung) dengan nilai
tabel seperti itu digunakan pula pada pengujian signifikansi secara serentak
atau secara bersama-sama. Hanya saja untuk pengujian secara bersama-sama
menggunakan alat uji pembandingan nilai F.

d. Uji
t
Untuk menguji hipotesis bahwa b secara statistic
signifikan, perlu terlebih dulu menghitung standar error atau
standar deviasi dari b. Berbagaisoftware computer telah banyak yang
melakukan penghitungan secara otomatis, tergantung permintaan dari user.
Namun perlu bagi kita untuk mengetahui formula dari standar error dari
b, yang ternyata telah dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:
Yt dan Xt adalah data variabel dependen dan
independen pada periode t 57t Yˆ adalah nilai variabel dependen pada
periode t yang didapat dari perkiraan garis regresi X merupakan
nilai tengah (mean) dari variable independen e atau t t Y -Yˆ
merupakan error term n adalah jumlah data observasi k adalah
jumlah perkiraan koefisien regresi yang meliputi a dan b (n-k) disebut juga
dengan degrees of freedom (df).
Gambaran pengujian nilai t dapat disimak melalui
gambar di bawah ini:

atau two sided atau two
tail test= 5%.a/2 memberikan arti bahwa masing-masing
kutub mempunyai daerah distribusi tolak sebesar 2,5%. Jumlah dari keduanya
mencerminkan a/2
atau t a.
Kutub sebelah kiri bertanda negatif. Nilai t hitung bertanda negatif yang
nilainya lebih kecil dari nilai –2.806 berada pada daerah 63 ditolak. Kutub
sebelah kanan yang bertanda positif berguna sebagai pembatas nilai t hitung
yang lebih kecil dari 1,725 berarti berada di daerah tolak. Tanda -t
e. Interpretasi
Hasil regresi
Setelah tahapan analisis regresi dilakukan sesuai
dengan teori-teori yang relevan, langkah terpenting berikutnya adalah
menginterpretasi hasil regresi. Interpretasi yang dimaksudkan disini adalah
mengetahui informasi-informasi yang terkandung dalam hasil regresi melalui
pengartian dari angka-angka parameternya.
f. Koefisien
Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Besarnya nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu
(0<R2<1). Nilai R2 yang mendekati 0 (nol) menunjukkan kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati angka 1 (satu) menunjukkan variabel-variabel
independen memuat hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
Untuk menentukan koefisien determinasi (R2) pada
regresi linier sederhana, dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

2. Kesimpulan atau maksud
dari uraian bab 3 yaitu Model regresi dengan dua variabel umumnya dituliskan
dengan simbol berbeda berdasarkan sumber data yang digunakan, meskipun tetap
dituliskan dalam persamaan fungsi regresi. Fungsi regresi yang menggunakan data
populasi (FRP) umumnya menuliskan simbol konstanta dan koefisien regresi dalam
huruf besar, sebagai berikut:
Y = A + BX + e ………..
Fungsi regresi yang menggunakan data sampel (FRS)
umumnya menuliskan simbol konstanta dan koefien regresi dengan huruf kecil,
seperti contoh sebagai berikut:
Y = a + bX + e ………..
Dan bab 3 ini membahas tentang Metode Kuadrat
Terkecil Biasa (Ordinary Least Square) (OLS), Menguji
Signifikansi Parameter Penduga, Uji t, Interpretasi Hasil regresi, Koefisien
Determinasi (R2).
3.
a. Regresi Linear sederhana adalah hubungan
secara linear antara satu variabel independen (X)
dengan variabel dependen (Y).
b. Model regresi linear sederhana sbb : Y’ = a
+ bX
c. Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (nilai yang
diprediksikan)
X = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’
apabila X = 0)
b =
Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
d. Untuk menyatakan objek yg sama dalam
keseluruhan operasi matematika. Konstanta merupakan suatu nilai tetap,
berlawanan dengan variabel yang berubah-ubah.
e. Untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala
tertentu.
f. Standar error sebagai standar deviasi dari
rata-rata sampel. Ukuran statistik ini dapat melihat akurasi penduga
sampel terhadap parameter populasi.
g. Nilai t untuk menyatakan
perbedaan/Menolak H o
h. Untuk menguji hipotesis bahwa b secara
statistic signifikan, perlu terlebih dulu menghitung standar error atau
standar deviasi dari b. Berbagai softwarecomputer telah banyak yang
melakukan penghitungan secara otomatis, tergantung permintaan dari user.
Namun perlu bagi kita untuk mengetahui formula dari standar error dari
b, yang ternyata telah dirumuskan sebagai berikut:

i. Koefesien
diterminasi dengan simbol r2 merupakan proporsi variabilitas
dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi
berikutnya menyebutkan bahwa r2merupakan rasio variabilitas
nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum
r2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu
model. Dalam regresi r2 ini dijadikan sebagai pengukuran
seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika r2 sama
dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data
secara sempurna