Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial yang diampu
Dr. Supawi Pawenang, SE, MM.

Disusun
Oleh:
Wakhid Nurrochman S ( 2014 020 010)
Wakhidnurrochman.blogspot.com
Program
Studi Manajemen
Fakultas
Ekonomi
Universitas
Islam Batik
Surakarta
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “teoriproduksidankegiatanperusahaan”.Diharapkan
makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang teori produksi dan kegiatan perusahaan, serta fungsi produksi bagi perekonomian .
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Amin.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Teori tingkah laku konsumen
memberikan latar belakang yang penting di dalam
memahami sifat permintaan para pembeli di pasar. Untuk melihat
seluk-beluk kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan
analisisa keatas kegiatan memproduksinya. Pertama-tama harus dianalisis sampai
dimana faktor-faktor produksi akan digunakan untuk menghasilkan barang yang
akan di produksikan. Sesudah itu perlu pula dilihat biaya produksi
untukmenghasilkan brang-barang tersebut. Dan akhirnya perlu dianalisis
bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya
dengan biaya produksi yang dikeluarkan, untuk menentukan tingkat produksi yang
akan memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.
1.2
Identifikasi Masalah
Dari
latar belakang diatas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
Analisis keatas
berbagai aspek kegiatan produksi
1.3
Pembatasan
Masalah
Dari
latar belakang dan identifikasi masalah di atas, hanya meliputi uraian tentang bentuk-bentuk organisasi
perusahaan dan analisis mengenai hubungan diantara faktor-faktor produksi yang
digunakan dengan tingkat produksi yang akan dicapai.
1.4
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang dan identifikasi masalah serta pembatasan masalah mengenai teori produksi dan kegiatan perusahaan,
penulis dapat merumuskan masalah sebagai
berikut :
1.4.1 Apa
bentuk-bentuk organisasi perusahaan?
1.4.2 Apa
maksud dari Perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi ?
1.4.3 Apakah fungsi produksi ?
1.5 Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan
makalah ini adalah untuk menjelaskan danagar dapat mengetahui secara jelas mengenai teori produksi dan kegiatan perusahaan.
1.6 Manfaat Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau
manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah
ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang
dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat
bagi:
1.6.1 Penulis, seluruh
kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat
menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah
ini;
1.6.2 Pembaca, makalah ini
daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam
menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BENTUK- BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN
Organisasi perusahaan dapat
dibedakankepada tiga bentuk organisasi yangpokok, yaitu: perusahaan
perseorangan, firma dan perseroan terbatas.
2.1.1
Perusahaan Perseorangan
Perusahaan Perseorangan adalah organisasi perusahaan
yang terbanyak jumlahnya dalam setiapperekonomian. Yaitu modalnya tidak begitu
besar dan begitu pula halnya dengan hasil produksi dan penjualannya.
2.1.2 Perusahaan Perkongsian atau Firma
Perusahaan Perkongsian atau Firma adalah organisasi
perusahaan yang dimiliki oleh beberapa orang. Modal perusahaan dikumpulkan dari
anggota perkongsian itu. Setiap anggota perkongsian mempunyai tugas untuk
menjalakan dan mengembanngkan perusahaan yang mereka dirikan.
2.1.3 Perseroan Terbatas
Dari segi jumlah produksi dan hasil penjualan yang
dilakukannya, organisasi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas adalah
bentuk perusahaan yang paling penting. Perusahaan yang berbentuk perseroan
terbatas dapat mengumpulkan modal secara mengeluarkan saham.
2.2 BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN
Tiga jenis organisasi perusahaan di
atas adalah perusahaan yang meliputi sebagian besar perusahaan yang ada di
berbagai perekonomian. Di samping itu terdapat juga organisasi perusahaan yang
bentuknya sedikit berbeda dari ketiga jenis yang diuraikan di atas, yaitu:
perusahaan negara dan koperasi.
2.2.1 Perusahaan Milik Negara
Perusahaan ini lebih di kenal sebagai BUMN.
Perusahaan negara dikelola seperti perusahaan perseroan terbatas. Perbedaanya
terletak pada pemilikan perusahaan tersebut, yaitu saham-saham dari perusahaan
negara dimiliki oleh pemerintah.
2.2.2 Perusahaan Koperasi
Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan
bukan untuk mencari keuntungan tetapi untuk melindungi kepentingan para
anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: koperasi
konsumsi, koperasi produksi dan koperasi kredit.
2.3 PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI
EKONOMI
Di dalam teori ekonomi, di dalam
menganalisis kegiatan perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk
memenuhi permintaan yang wujud di pasar, dan berbagai perbedaan tersebut tidak
diperhatikan. Analisis yang dibuat tidak membedakan apakah perusahaan itu
perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu berbentuk
perusahaan perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Begitu pula
tidak dilakukan pembedaan diantara perusahaan kecil dan perusahaan raksasa dan
perusahaan pertanian, industri atau perdagangan.
2.4 TUJUAN
PERUSAHAAN: MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Dalam teori ekonomi, pemisalan
terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan “ mereka akan melakukan
kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana keuntungan mereka mencapai
jumlah yang maksimum”. Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah
satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan kepada volume
penjulan ada pula yang memasukkan pertimbangan politikdalam menentukan tingkat
produksi yang akan di capai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada
usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan
mencari keuntungan yang maksimum. Telah terbukti bahwa analisis terhadap
kegiatan perusahaan yang didasarkan kepada tujuan memaksimumkan keuntungan
memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.
2.5 CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN
KEUNTUNGAN
Keuntungan atau kerugian adalah
perbedaan antara hasil penjualan dan biaya produksi. Keuntungan diperoleh
apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan dialami
apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimum
dicapai apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai
tingkat yang paling besar.
2.5.1 Fungsi Produksi
Yang dinamakan fungsi produksi
adalah hubungan diantara factor-faktor produksi dan tingkat produksi yang
diciptakannya. Faktor-faktor produksi seperti telah dijelaskan, dapat dibedakan
kepada empat golongan, yaitu: tenaga kerja, tanah, modal dan keahlian keusahawanan.
Hanya tenaga kerja dipandang sebagai factor produksi yang berubah-ubah
jumlahnya . dengan demikian, di dalam menggambarkan hubungan di antara faktor
produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang digambarkan
adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan jumlah
produksi yang dicapai.
2.5.2 Peminimuman Biaya Produksi
Di dalam memikirkan aspek yang
kedua, yaitu menentukan komposisi faktor produksi yang akan meminimumkan biaya
produksi, produsen perlu memperhatikan (i) besarnya pembayaran kepada faktor
produksi tambahan yang akan digunakan, dan (ii) besarnya pertambahan hasil
penjualan yang diwujudkan oleh faktor
produksi yang ditambah tersebut.
2.6 JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG
Dalam menganalisis bagaimana perusahaan
melakukan kegiatan produksi, teori ekonomi jangka waktu analisis kepada dua
jangka waktu: jangka waktu pendek dan jangka waktu panjang. Analisis ke atas
kegiatan memproduksi perusahaan dikatakan di dalam jangka pendek apabila
sebagian dari fkctor produksi dianggap tetap jumlahnya. Didalam masa tersebut
perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap
tersebut.
Dalam jangka panjang semua faktor
produksi dapat mengalami penambahan. Ini berarti bahwa dalam jangka panjang
setiap factor produksi dapat ditambah jummlahnya kalau memang hal tersebut yang
berlaku di pasar.
2.7 FIRMA DAN INDUSTRI
Dalam teori ekonomi firma atau
perusahaan adalah suatu badan usaha yang menggunakan faktor-faktor produksi
untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat.
Pengertian industri dalam teori
ekonomi sangat berbeda artinya dengan pengertian industri yang pada umumnya
dimengerti orang. Dalam teori ekonomi istilah industri diarikan sebagai
kumpulan firma-firma yang menghasilkan
barang yang sama atau saat bersamaan yang terdapat pada suatu pasar.
2.8
FUNGSI PRODUKSI
Faktor-faktor produksi dikenal pula
dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.
Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti berikut:
Q = f (K, L, R, T)
Dimana
K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi
berbagai jenis tenaga dan keahlian kewirausahaan, R adalah kekayaan alam, dan T
adalah tingkat teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi
yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu
secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat
produksinya.
Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan
analisanya kepada duapendekatan berikut:
2.8.1 Teori produksi dengan satu faktor berubah
Teori
produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat pada produksi barang tersebut.
Dalam
analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya adalah tetap
jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan.
Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi
yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.
Ø HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN
BERKURANG
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan
bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya terus menerus
ditambah rsebanyak satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak
pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi
tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negative. Sifat
pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin
lambat dan akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun.
Dengan demikian pada hakikat nya hukum
hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan diantara tingkat
produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga
tahap, yaitu :
·
Tahap Pertama :
Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat
·
Tahap Kedua : Produksi total
pertambahan nya semakin lambat
·
Tahap Ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang
Tabel 9.1
Hubungan Jumlah Tenaga Kerja dan Jumlah Produksi
________________________________________________________________
Tanah Tenaga
Kerja Produksi Total Produksi Produksi Tahap
(hektar) (orang) (unit) Marjinal rata-rata
(unit) (unit)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 1 150 150 150
1 2 400 250 200 PERTAMA
1 3 810 410 270
1 4 1080 270 270
1 5 1290 210 258
1 6 1440 150 240 KEDUA
1 7 1505 65 215
1 8 1520 15 180
1 9 1440 -80 160 KETIGA
1 10 1300 -140 130
Dalam Tabel. 9.1 dikemukakan suatu
gambaran mengenai produksi suatu barang pertanian di atas sebidang tanah yang
tetap jumlahnya, tetapi jumlah tenaga kerjanya berubah-ubah. Dalam gambaran itu
ditunjukkan bahwa produksi total yang ditunjukkan dalam kolom (3) mengalami
pertambahan yang semakin cepat apabila tenaga kerja ditambah dari 1 menjadi 2,
dan 2 menjadi 3. Maka dalam keadaaan ini kegiatan memproduksi mencapai tahap
pertama. Dalam tahap ini setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan
produksi yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis
ekonomi keadaaan itu dinamakan produksi marjinal pekerja yang semakin
bertambah. Dan dalam kolom (4) yaitu data produksi marjinal pada tahap pertama
menggambarkan keadaan tersebut.
Apabila tenaga kerja ditambah dari
3 menjadi 4, kemudian 4 menjadi 5 dan selanjutnya sampai ke 7, produksi total
tetap bertambah; tetapi jumlah pertambahannya semakin lama semakin sedikit.
Maka dalam keadaan ini produksi mencapai tahap kedua, yaitu keadaan dimana
produksi marjinal semakin berkurang. Maksdnya, setiap pertambahan pekerja akan
menghasilkan tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja
sebelumnya.
Pada tahap ke tiga, pertambahan
tenaga kerja tidak akan menambah produksi total, yaitu produksi total
berkurang. Pada waktu tenaga kerja bertambah dari 7 menjadi 8, produksi total
masih mengalami peningkatan, yaitu sebanyak 15 unit. Akan tetapi apabila satu
lagi tenaga kerja ditambah-dari 8 pekerja menjadi 9 pekerja, produksi totalnya
menurun. Produksi total berkurang lebihh lanjut apabila tenaga kerja menjadi
10.
·
Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan
Produksi Marjinal
a)
Kolom (4) menunjukkan nilai Produksi
Marjinal yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga
kerja yang digunakan. Apabila ΔL adalah pertambahan tenaga kerja, ΔTP adalah
pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP) dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan berikut :
ΔTP

ΔL
b) Besarnya produksi rata-rata yaitu produksi yang
secara rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja, ditunjukkan dalam kolom (5).
Apabila produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi
rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
TP

L
·
Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata
dan Produksi Marjinal
|
||||
![]() |
||||
Jumlah Produksi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
Tahap I
|
|
|
|
Tahap II
|
|
Tahap III
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
410
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
![]() |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
270
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
AP
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
AP
|
||
|
|
0
|
3
|
4
|
|
|
|
8
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
MP
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah tenaga kerja
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.8.2 Teori produksi dengan dua faktor berubah
Dalam analisis yang berikut dimisalkan
terdapat dua jenis faktor produksi yang dapat diubah jummlah nya . kita
misalkan yang dapat diubah adalah tenaga kerja dan modal. Misalkan pula bahwa
kedua faktor produksi yang dapat berubah ini dapat ditukar-tukarkan
penggunaannya; Yaitu Tenaga kerja dapat menggantikan modal atau sebaliknya.
Apabila dimisalkan pula harga tenaga kerja dan pembayaran per unit kepada faktor
modal diketahui, analisis tentang bagaimana perusahaan akan meminimumkan biaya
dalam usaha nya untuk mencapai suatu tingkat produksi tertentu dapat
ditunjukan.
2.8.2.1 Kurva Produksi Lama (
Isoquant )
Misalkan seorang pengusaha ingin memproduksi suatu
barang sebanyak 1000 unit. Untuk memproduksi barang tersebut ia menggunakan
tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat dipertukarkan. Dalam tabel 9.2
digambarkan empat gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan
produksi sebanyak 1000 unit.
TABEL 9.2
Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk Menghasilkan
1000 Unit Produksi
Gabungan
|
Tenaga
kerja (Unit)
|
Modal
(Unit)
|
A
|
1
|
6
|
B
|
2
|
3
|
C
|
3
|
2
|
D
|
6
|
1
|
Gabungan A menunjukkan bahwa 1 unit tenaga kerja dan
6 unit modal dapat menghasilkan produksi
yang diinginkan tersebut. Gabungan B menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah
unit tenaga kerja dan 3 unit modal. Gabungan C menunjukkan bahwa yang
diperlukan adalah tenaga kerja dan 2 unit modal. Akhirnya gabungan D
menunjukkan bahwa yang diperlukan adalah 6 unit
tenaga kerja dan 1 unit modal.
GAMBAR 9.2
Kurva Produksi Sama
Modal
|
|
![]() ![]() ![]()
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A
|
|
|
|
|
|
|
|
||
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
|
B
|
|
|
|
|
|
IQ 3= 4000
|
||
3
|
|
|
|
C
|
|
|
|
|
IQ 2= 3000
|
||
2
|
|
|
|
|
|
|
D
|
|
IQ 1= 2000
|
||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
IQ = 1000
|
||
|
0
|
1
|
2
|
3
|
|
|
6
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tenaga Kerja
|
|
|
|
|
Kurva IQ dalam gambar 9.2 dibuat berdasarkan gabungan
tenaga kerja dan modal yang terdapat dalam tabel 9.2. Kurva tersebut dinamakan
kurva produksi sama atau isoquant. Ia menggambarkan
gabungan tenaga kerja dan modal yang akan menghasilkan satu tingkat produksi
tertentu. Dalam contoh yang dibuat tingkat produksi terebut adalah 1000
unit. Di samping itu didapati kurva IQ1,
IQ2, dan IQ3 yang terletak di atas kurva IQ. Ketiga
kurva-kurva lain tersebut menggambarkan tingkat produksi yang berbeda-beda,
yaitu berturut-turut sebanyak 2000 unit, 3000 unit, dan 4000 unit ( semakin
jauh dari titik 0 letaknya kurva, semakin tinggi tingkat produksi yang
ditunjukkan). Masing-masing kurva yang baru tersebut menunjukkan
gabungan-gabungan tenaga kerja dan modal yang diperlukan untuk menghasilkan
tingkat produksi yang ditunjukkannya.
2.8.2.2 Garis Biaya Sama ( Isocost)
Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan
keuntungan, perusahaan harus meminimumkan biaya produksi. Untuk membuat
analisis mengenai peminimuman biaya produksi perlulah dibuat garis biaya sama
atau isocost. Garis ini menggambarkan
gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan
sejumlah biaya tertentu. Untuk menentukan garis biaya sama data berikut
diperlukan :
-
Harga faktor-faktor produksi yang
digunakan
-
Jumlah uang yang tersedia untuk membeli
faktor-faktor produksi.
GAMBAR 9.3
Garis Biaya Sama
7
|
![]() |
|||||||||||||||
![]()
|
![]() |
|||||||||||||||
5
|
![]() |
|||||||||||||||
4
|
![]() |
|
|
|
||||||||||||
|
||||||||||||||||
2
|
|
A
|
||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
0
|
4
|
6
|
8
|
10
|
12
|
14
|
||||||||||
Tenaga kerja
|
Berdasarkan contoh yang dibuat diatas misalkan upah
tenaga kerja adalah Rp. 10.000 dan biaya modal per unit dan biaya modal per
unit adalah Rp. 20.000; sedangkan jumlah uang yang tersedia Rp. 80.000. Garis TC dalam Gambar 9.3
menunjukan gabungan -gabungan tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh
dengan menggunakan Rp. 80.000 apabila upah tenaga kerja dan biaya modal per
unit adalah seperti yang dimisalkan di atas. Uang tersebut, apabila digunakan
untuk memperoleh “modal” saja akan memperoleh 80.000/20.000 = 4 unit, dan kalau
digunakan untuk memperoleh tenaga kerja saja akan memperoleh 80.000/10.000 =8
unit. Seterusnya titik A
pada TC menunjukkandanasebanyakRp. 80.000 dapatdigunakanuntukmemperoleh 2 unit
modal dan 4 pekerja.DalamGambar 9.3 ditunjukkanbeberapagarisbiayasama yang lain
yaitu TC1, TC2, dan TC3. Garis-garis itu menunjukkan
garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah Rp. 100.000, Rp. 120.000,
danRp. 140.000.
2.8.2.3 Meminimumkan Biaya
atau Memaksimumkan Produksi
GAMBAR
9.4
Meminimumkan
Biaya atau Memaksimumkan Produksi
|
||||||||||||||
![]()
|
![]() ![]() |
![]() ![]() |
||||||||||||
![]() |
|
|||||||||||||
14
|
![]() |
|||||||||||||
12
|
|
E
|
|
|||||||||||
8
|
|
|
P
|
|
||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||
0
|
9
|
12
|
21
|
30
|
||||||||||
Tenagakerja
|
Dalam Gambar 9.4
serentak ditunjukkan kurva produksi sama garis biaya sama. Dengan penggabungan kedua
kurva ini dapat dijelaskan hal-hal berikut :
1.
Apabila
jumlah pengeluaran untuk membiayai produksi sudah ditentukan, keadaan yang
bagaimanakah yang akan memaksimumkan produksi ?
2.
Apabila
jumlah produksi yang ingin dicapai telah ditentukan, keadaan yang bagaimanakah
yang meminimumkan biaya ?
MemaksimumkanProduksi
Dalam persoalan
yang dinyatakan No. 1 dimisalkan biaya yang dibelanjakan untuk membeli per unit
modal adalah Rp. 15.000, upah tenaga kerja adalah Rp. 10.000, dan biaya yang
disediakan produsen adalah Rp. 300.000. Dengan uang sebanyak Rp. 300.000
produsen dapat – sekiranya iya membeli satu jenis factor produksi saja-memperoleh
20 unit modal atau 30 tenaga kerja. Garis biaya TC3 menggambarkan gabungan
tenaga kerja dan modal yang dapat diperoleh dengan menggunakan uang yang
tersedia. Persoalannya sekarang, manakah gabungan yang akan menghasilkan produksi
yang paling maksimum ? Terdapat 5 titik yang terletak pada berbagai kurva produksi
sama yang merupakan titik perpotongan atau titik persinggungan dengan garis TC2yaitu
A, B, C, D dan E. Dari kelima titik ini titik E terletak di kurva produksi sama
yang paling tinggi yaitu kurva produksi sama pada tingkat produksi sebanyak
2500 unit. Ini berarti gabungan yang diwujudkan oleh titik E akan memaksimumkan
jumlah produksi yang dapat dibiayai oleh uang sebanyak Rp. 300.000. Gabungan tersebut
terdiri dari 12 unit modal dan 12 tenaga kerja.
Meminimumkan Produksi
Untuk dapat membuat
analisis mengenai persoalann dalam No. 2, perlu dibuat pemisahan mengenai tingkat
produksi yang ingin dicapai.Misalkan produsen ingin memproduksi sebanyak 1500
unit.DalamGambar 9.4 keinginan ini digambarkan oleh kurva produksi sama IQ.
Dapat dilihat bahwa kurva itu dipotong atau disinggung olehgaris-garis biaya sama
di 5 titik, yaitu titik A, B, Q, R, dan P. Titik-titik ini menggambarkan gabungan-gabungan
tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk menghasilkan produksi sebanyak
yang diinginkan. Dari gabungan-gabungan tersebut, yang manakah yang akan memakan biaya yang paling murah? Yang
biayanya paling minimum adalah gabungan yang ditunjukkan oleh titik yang
terletak pada garis biaya sama yang paling rendah.Titik P adalah pada garis biaya
sama ( yang menyinggung kurvap roduksi sama IQ ) yang paling rendah, yaitu garis
TC. Dengan demikian titik ini menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal
yang akan membutuhkan biaya yang paling minimum untuk menghasilkan 1500 unit.
Faktor produksi itu terdiri dari 9 tenaga kerja dan 8 unit modal, dan biaya
yang dikeluarkan adalah Rp. 210.000.
BAB
III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
·
Organisasi perusahaan dapat dibedakan
menjadi 3 bentuk secara umum, yaituPerusahaan
Perseorangan, Perusahaan Perkongsian (Firma) dan Perseroan
Terbatas (PT), dimana masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan yang
mendasar. Selain itu ada beberapa bentuk lain organisasi perusahaan,
diantaranya : Perusahaan Milik Negara /BUMN dan Perusahaan Koperasi
·
Dalam teori ekonomi, berbagai jenis
perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang
sama, yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum” dengan menggunakan
faktor-faktor produksi dengan cara yang seefisien mungkin sehingga “usaha
memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dengan cara yang dari sudut ekonomi
dipandang sebagai cara yang paling efisien”.
·
Dalam memperoleh keuntungan maksimum ada aspek yang harus dipikirkan produsen yaitu : Fungsi
Produksi, Peminimuman biaya Produksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar